ARIWARA.COM – SEMARANG Debat Pilkada Gubernur Jawa Tengah 2024 berlangsung sengit antara dua pasangan calon, yaitu Andika Perkasa-Hendrar Prihadi dan Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen. Dengan tema tata kelola pemerintahan, debat yang diselenggarakan di Marina Convention Center, Kota Semarang ini menyoroti berbagai persoalan mendasar di Jawa Tengah, mulai dari akses internet di desa-desa hingga praktik pungutan liar (pungli) di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Tantangan Desa Paling Timur
Isu pertama yang diangkat dalam debat ini adalah tantangan untuk desa paling timur di Jawa Tengah, yang disebut oleh Luthfi tanpa menyebutkan nama spesifik. Andika menawarkan solusi peningkatan penetrasi internet, menekankan bahwa saat ini hanya sekitar 82 persen wilayah Jawa Tengah yang memiliki akses internet, terendah di Pulau Jawa.
“Kami berencana memperluas akses internet di seluruh desa di Jawa Tengah, mencapai 7.810 desa dalam lima tahun ke depan,” ujar Andika.
Luthfi kemudian mengklarifikasi bahwa yang ia maksud adalah Desa Temperak di Kabupaten Rembang, yang saat ini menghadapi masalah pendangkalan muara, harga solar yang tinggi, serta harga ikan yang rendah. Menurut Luthfi, perhatian terhadap isu di desa-desa pinggiran ini sangat krusial bagi calon pemimpin. Ia menegaskan pentingnya pemimpin yang dapat hadir di tengah masyarakat dan memberikan solusi langsung.