ARIWARA.COM – PATI Air radiator memegang peran penting dalam menjaga suhu mesin kendaraan tetap stabil. Namun, banyak pengendara yang masih keliru dalam mengganti air radiator, sehingga justru mempercepat kerusakan sistem pendingin atau mesin. Apa saja kesalahan umum yang perlu dihindari?
-
Menggunakan Air Keran atau Air Biasa
Kesalahan yang paling sering terjadi adalah menggunakan air keran atau air biasa sebagai pengganti cairan radiator. Air biasa mengandung mineral yang dapat menyebabkan kerak dan karat pada sistem pendingin. Idealnya, gunakan cairan radiator khusus (coolant) yang dirancang untuk mencegah korosi dan memiliki titik didih tinggi.
-
Mengganti Tanpa Menguras Air Lama
Beberapa pengendara langsung menambahkan cairan baru tanpa menguras air radiator yang lama. Padahal, ini dapat mencampur coolant baru dengan kotoran dan residu lama, yang akan mengurangi efisiensi pendinginan. Pastikan radiator dikuras hingga bersih sebelum mengisi cairan baru.
-
Mengisi Radiator Terlalu Penuh
Pengisian radiator yang terlalu penuh juga merupakan kesalahan umum. Radiator membutuhkan ruang udara untuk ekspansi cairan saat mesin panas. Jika penuh, tekanan yang berlebihan dapat merusak komponen radiator atau menyebabkan kebocoran.
-
Tidak Memeriksa Kebocoran Sebelum Mengganti
Sering kali, pengendara lupa memeriksa kebocoran pada selang, tutup radiator, atau sambungan sebelum mengganti cairan. Kebocoran yang tidak terdeteksi akan mengurangi volume cairan secara bertahap dan meningkatkan risiko mesin overheat.
-
Mengabaikan Jadwal Penggantian Coolant
Mengganti air radiator secara sembarangan tanpa mengikuti jadwal perawatan juga menjadi kesalahan fatal. Setiap kendaraan memiliki rekomendasi waktu penggantian coolant, yang biasanya tertulis di buku manual. Abaikan jadwal ini, dan Anda berisiko menghadapi kerusakan radiator atau mesin.
Tips Menghindari Kesalahan
– Selalu gunakan coolant berkualitas sesuai spesifikasi kendaraan.
– Kuras sistem radiator secara rutin, setidaknya sekali setahun atau sesuai anjuran pabrikan.