Mendidik Bukan Menghardik, Cara Bijak Membangun Generasi Penuh Empati

Pendidikan

ajunaedi369
Mendidik Bukan Menghardik, Cara Bijak Membangun Generasi Penuh Empati
Mendidik Bukan Menghardik, Cara Bijak Membangun Generasi Penuh Empati(Sumber Foto Suci Ariyani,M.Pd ).

04. Suci Ariyani,m.pd

Oleh : Suci Ariyani,M.Pd
Guru SDN Sumberejo 01, Kec.Gunungwungkal, Kab. Pati

Beberapa pasangan suami istri ada yang belum di karuniai anak walaupun sudah bertahun-tahun menikah, tentunya hal demikian membuat perasaan mereka sedih, berbeda dengan pasangan yang sudah memiliki keturunan. Karena anak adalah amanah dari Allah yang harus kita rawat, kita jaga dan kita didik.

Kehidupan berumah tangga akan terasa lebih sempurna setelah kelahiran seorang anak, anak yang terlahir bayi mungil lama-kelamaan akan tumbuh menjadi kanak- kanak lalu kemudian beranjak remaja dan menuju dewasa. Dalam proses tumbuh kembang inilah orang tua harus berhati-hati dari segi ucapan maupun tindakan.

Sering terjadi ketidak sengajaan orang tua emosi kemudian marah-marah melihat anaknya nakal atau melakukan kesalahan. Akhirnya kata- kata kasarnya keluar, membentak anaknya bahkan mencubit atau memukul. Perlu di ketahui bahwa satu kali bentakan bisa menghancurkan berjuta- juta sel otak anak. Akhirnya anak kehilangan senyum manisnya dan terjadi jarak antara anak dan orang tua. Siapa yang di rugikan? Kita, orang tua sendiri kan? Kita mendidik ya bukan menghardik!

Kita harus tau cara mendidik anak yang baik, contoh saat anak usia tiga tahun ajari dia dengan mengucapkan kalimat tauhid yaitu dengan mengucapkan “laailahaillallah” sehingga dia mulai belajar mengenal atau mengesakan tuhannya. Pembelajaran itu memamg harus berasal dari kita sendiri sebagai orang tua.

Orang tua tidak boleh asal marah kepada anak tanpa menanamkan atau membekali mereka terlebih dahulu dengan sesuatu ilmu yang kelak dapat mereka jadikan tuntunan untuk proses perkembangan mereka, karena mereka belum tau tentang benar dan salah, terus bagaimana bila orang tua melihat anak berbuat salah?

  1. Kita rileks dulu, jangan terburu- buru marah
  2. Cari duduk permasalahannya
  3. Tugas kita orang tua berikutnya adalah memberikan pengertian dan memberi pengarahan pada anak bahwa apa yang di lakukannya itu tidak benar.
  4. Orang tua harus bisa mengambil hikmah dari kejadian yang menimpa anaknya sehingga menjadi antisipasi agar kejadian tersebut tidak terulang kembali pada anak kita.
Baca Juga :   Ini Dia Ciri-Ciri Mobil Bekas Banjir, Sekali Lihat Langsung Ketahuan

Pertumbuhan dan perkembangan anak-anak saat ini sangat berbeda dengan pertumbuhan dan perkembangan anak-anak di masa kita dulu dan berbeda lagi dengan pertumbuhan dan perkembangan anak-anak di masa mendatang. Kondisi sosial masyarakat dan kemajuan teknologi yang menjadi faktor pengaruhnya,

Hal yang berbahaya adalah dengan adanya kemajuan teknologi yang semakin canggih sedangkan di rumah mereka tidak memiliki figur untuk di jadikan panutan, lalu di luar rumah dia menemukan kelompok, teman-teman, yang sesuai minat dan keinginannya, hobinya maka akan terjadi seperti kasus guru sambudi yang saat sidang dengan orang tua siswa, yuni kurniawan, bisa menjadi peringatan yang berharga dalam kita mendidik anak.

Salah satu kewajibab orang tua adalah memberi nama, maka berilah nama yang baik kepada anak-anak kita. Misal bila anaknya laki-laki jangan lupa awal nama di kasih nama ahmad atau muhammad, selain itu berilah nama yang mengandung makna yang baik. Karena nama yang baik itu merupakan doa dan harapan yang baik dari orang tua, insyaallah akan terealisasi yang baik juga tehadap diri anak-anak kita.

Selain mengajari mereka, tugas kita sebagai orang tua adalah memberi contoh atau menjadi panutan (teladan) bagi mereka misalnya yaitu dengan cara mengajak anak sholat berjama’ah. Kenapa saya contohkan sholat berjama’ah? karena di dalam sholat berjama’ah banyak nilai yang bisa kita tanamkan. Di antaranya kebersamaan, kepatuhan, kebersihan, kasih sayang dan kedisiplinan. Jadi kesannya kita orang tua tidak hanya menggurui terhadap anak, tetapi belajar bersama- sama dengan mereka. Hal itu akan membuat anak lebih enjoy dan rileks. Karena dia tidak merasa di suruh belajar. istilahnya sambil menyelam minum air ya ayah,bunda.