Cerpen Karya Guru SDN Sampok Gunungwungkal Pati dengan Judul “Usahaku dan Hasilku”

Cerita Pendek

ajunaedi369
Cerpen Karya Guru SDN Sampok Gunungwungkal Pati dengan Judul “Usahaku dan Hasilku”
Ilustrasi Usahaku dan Hasilku (Sumber Foto Yuni Dyah Kusumastuti, S.Pd. SD).

Oleh : Yuni Dyah Kusumastuti, S.Pd. SD
Guru SD Negeri Sampok , Kec. Gunungwungkal, Kab. Pati

Usahaku dan Hasilku

Suara adzan berkumandang sekitar pukul empat pagi membuatku terbangun dan segera melihat jam dinding di ruang tidurku yang penuh dengan pernak-pernik hello kitty. Dinginnya udara pagi merasuk ke pori-pori tubuhku yang masih mungil ini. Segera ku tarik selimutku yang tebal ini dan ku sibakkan kearah samping. Ku luruskan kakiku dan bergegas turun dari kasurku yang empuk ini. Aku pun pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil dan mengambil air wudhu yang bersumber dari air pamsimas. Maklum saja, aku ini hanyalah anak desa yang sangat jauh dari daerah perkotaan. Di desaku ini tidak mudah untuk mendapatkan air seperti di dataran rendah, jadi warga di sini membutuhkan akses air bersih untuk kehidupan sehari-hari.

“Alhamdulillah…” aku selalu mengucapkan kata ini setelah selesai sarapan pagi. Setelah siap untuk pergi ke sekolah aku pun menemui ibuku yang masih muda dan cantik itu. Ibu yang selalu berjuang demi anak-anaknya supaya bisa sekolah dan mewujudkan cita-citanya. Ku lihat ibu masih sibuk dengan rutinitas paginya di dapur yang sederhana itu. Tak terasa jam tanganku  sudah menunjukkan pukul 06.40 WIB.

“Ibu…sudah siang bu…ayo antarkan aku…” kataku sambil merengek di depan kakekku yang sedari tadi bersamaku di ruang tamu. Sebelumnya memang kakekku yang selalu mengantarku ke sekolah, namun sejak seminggu ini aku meminta ibuku yang mengantar karena ibu baru saja datang dari luar negeri. “Jangan pikir ibuku pergi jalan-jalan seperti selebritis Indonesia ya… tetapi yang kalian perlu ketahui bahwa ibuku kemarin hanyalah merantau demi sesuap nasi dan mencari nafkah untuk masa depanku dan kakakku”.

Baca Juga :   Misteri Kunang-kunang, Apakah Mereka Telah Punah?

“Hmmm…seger ya buk ya…” ku hirup dalam-dalam udara yang belum tercemar ini.

“Untung kamu tinggal di desa ya, selain pemandangannya bagus juga udaranya sejuk” jawab ibuku dengan senyum tipisnya.

“Iya bu, senangnya hati ini bisa hidup di desa. Serba murah…” celetukku dengan meringis.

Iya juga sih memang tinggal di desa bisa menekan pengeluaran supaya tidak boros. Kadangkala ada hasil bumi yang bisa diambil dari kebun sendiri untuk dijadikan sayur dan buah di waktu tertentu.

“Tet….tet…tet…”

Tanda bel berbunyi tiga kali sangat terdengar jelas. Sama jelasnya dengan suara ibuku ketika lagi marah-marah padaku. Marahnya ibuku bukanlah tanpa sebab dan asal main berkacak pinggang ya tetapi marahnya ibuku ini karena aku merasa bahwa aku termasuk anak yang agak bandel. Lagipula aku ini masih kecil dan usiaku baru beranjak 9 tahun ini. Wajar saja kalau aku ini masih butuh kasih sayang yang harus luar biasa he..he… Apalagi aku ini adalah anak yatim sejak umur lima tahun karena ayahku yang tercinta meninggal saat mencari nafkah karena kecelakaan di jalan. Sedih sekali jika teringat sosok ayah yang selama ini membahagiakan kami.

Perkenalkan nama lengkapku Khurul Aini. Sekarang aku masih tercatat secara resmi sebagai murid kelas tiga di SD Negeri Sampok Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati. Aku tergolong murid  yang pemberani dan percaya diri dalam hal apapun. Aku juga ramah dengan siapa pun baik di rumah atau pun di sekolah. Dengan sifatku yang ramah dan ceria ini aku mempunyai banyak teman.

Ketika istirahat tiba aku mengajak Kak Putri dan Kak Vebri untuk membeli makanan di kantin dekat kantor guru. Ku raih uang lima ribuan dari saku bajuku dan ku berikan kepada Buk Tin. Buk Tin mengambil uang yang diberikan dengan tersenyum melihatku. Buk Tin adalah orang yang mengelola kantin sekolah dengan baik. Selain sabar dan bersikap baik terhadap anak-anak, Buk Tin juga suka menjaga kebersihan lingkungan dekat kantin. Setelah selesai melayani anak-anak yang jajan saat jam istirahat Buk Tin akan membersihkan sampah-sampah yang berserakan karena ulah teman-teman yang belum sadar Gerakan LISA BUDI. Apa itu LISA BUDI? LISA BUDI itu adalah program sekolah yang mempunyai arti “Ambil sampah dan buang di tempat sampah”. Walaupun sudah diingatkan berkali-kali ternyata masih saja ada yang belum sadar diri, sadar hati dan sadar posisi. Upppsss…..

Baca Juga :   DPR RI Bentuk Pansus Angket untuk Investigasi Penyelenggaraan Ibadah Haji 2024

“Siapa yang mau ikut lomba lagi…?” tanya ibu guru saat kami asyik makan di kelas

“Lomba apa bu? Arsyad terlihat antusias bertanya.